SAAT BERTEMU SUAMIKU - DESI PUSPITASARI
Cerpen Kompas
Dalam kehidupan, setiap manusia pasti pernah merasakan yang namanya kehilangan. Silih berganti seseorang yang datang akan pergi, yang pergi akan kembali, yang rindu akan berjumpa, dan yang bertemu akan kembali berpisah. Begitulah garis kehidupan yang ada pada manusia. Tidak dapat dipungkiri, takdir Tuhan memanglah tidak bisa dielakkan.
Kisah tentang kematian seseorang memanglah menjadi persoalan berat. Terlebih bagi orang terdekat jenazah. Di hadapan semua orang, kita dipaksakan untuk menjadi orang yang tegar, karena hari depan akan menjadi lebih berat dari biasanya. Air mata yang seharusnya tumpah, harus segera diusap dari pelupuk mata, agar orang-orang tidak ikut terlarut dalam kesedihan yang dirasakan.
Tokoh aku dalam cerpen “Saat Bertemu Suamiku” ini adalah seorang perempuan yang baru saja kehilangan suaminya. Suami dari tokoh aku ini meninggal karena kecelakaan dan tidak tertolong saat dibawa ke rumah sakit untuk diobati. Hal itu membuatnya menjadi sangat sedih, tetapi dirinya harus tetap tegar, untuk orang-orang tersayang.
Kesedihannya membawa tokoh aku untuk menenangkan diri, pergi ke sebuah kedai dan memesan kola. Di kedai itu, dia memesan lima gelas kola sembari duduk di taman kota. Dalam kesendiriannya itu, datang seorang lelaki yang duduk di sebelahnya. Laki-laki itu menemani tokoh aku dan mengajaknya mengobrol.
Obrolan mereka yang intim membuat tokoh aku teringat akan sosok suaminya dan kenangan-kenangan tentang keseharian mereka kembali hadir di kepala. Dalam hanyut percakapan itu, tokoh aku tidak sedikitpun melihat wajah lawan bicaranya, sampai pada akhirnya rasa penasaran itu muncul, karena lelaki di hadapannya itu memiliki kesukaan yang sama dengan suaminya, yaitu minum kopi.
Suaminya terbiasa minum segelas kopi pahit sebelum berangkat kerja, mereka terbiasa menonton televisi, mendengarkan musik, dan mengobrol untuk menghabiskan waktu di setelah lelah bekerja. Kali ini tokoh aku berusaha tegar, seperti kata sosok laki-laki di hadapannya itu, bahwa dirinya adalah wanita yang tegar. Membuatnya harus melihat sendiri, mengenai sosok yang sebenarnya, ternyata adalah almarhum suaminya.

Komentar
Posting Komentar